Pesan

Semua Arsip Blog Adalah Untuk Umum Konten di dalam Blog dapat di jiplak dengan Izin Administrasi, Ucapkan Terima Kasih Bila konten Kami Membantu anda.

Kritik & Saran di Kolom Komentar

Apabila anda ingin memberikan info penting silahkan mengirimkan info tersebut ke Google+ kami.

Sabtu, 20 September 2014

Manusia-Manusia Purba



1. Pithecantropus Erectus


Jenis manusia ini ditemukan oleh seorang dokter dari Belanda bernama Eugene Dubois pada tahun 1890 di dekat Trinil, sebuah desa di pinggir Bengawan Solo, tak jauh dari Ngawi (Madiun).
Pithecanthropus Erectus diambil dari kata pithekos = kera, anthropus = manusia, erectus = berjalan tegak.
Jadi Pithecanthropus Erectus artinya manusia kera yang berjalan tegak.
Jenis manusia ini menurut para ahli kemampuan berpikirnya masih rendah karena volume otaknya 900 cc, sedangkan volume otak manusia modern lebih dari 1000cc.
Kemudian kalau dibandingkan dengan kera, volume otak kera tertinggi 600 cc. Jadi, jenis manusia purba ini belum mencapai taraf ukuran otak manusia modern.
Diperkirakan jenis manusia ini hidup antara 1 juta-600.000 tahun yang lalu atau pada zaman paleolithikum (zaman batu tua).

2. Meganthropus Paleojavanicus

Fosil jenis Meganthropus, yaitu Meganthropus Palaeojavanicus, ditemukan oleh Von Koenigswald pada tahun 1936 dan 1941 di Sangiran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Manusia purba tertua di Jawa ini diperkirakan hidup  antara 2.500.000 sampai 1.250.000 tahun yang lalu. Diperkirakan perawakannya sudah tegap, rahang dan gerahamnya besar, serta tidak berdagu sehingga menyerupai kera. Mereka hidup dari makanan yang terutama berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Geraham-gerahamnya menunjukkan corak-corak kemanusiaan, tetapi banyak pula sifat keranya. Von Koeningwald menganggap mahluk ini lebih tua daripada Pithecanthropus.
Mahluk ini ia beri nama Meganthropuis Paleojavanicus (mega = besar), karena bentuk tubuhnya yang lebih besar. Diperkirakan hidup pada 2 juta sampai satu juta tahun yang lalu. 

3.  Homo Sapiens dan Homo Wajakensis

Von Koenigswald dan Wedenreich menemukan kembali sebelas fosil tengkorak pada tahun 1931-1934 di dekat Desa Ngandong, lembah Bengawan Solo. Sebagian dari jumlah fosil itu telah hancur, tetapi ada beberapa yang dapat memberikan informasi bagi penelitiannya.
Von Koeningswald menilai hasil temuannya ini bahwa mahluk itu lebih tinggi tingkatannya daripada Pithecanthropus Erectus, bahkan sudah dapat dikatakan manusia. Mahluk ini oleh von Koeningswald disebut Homo Soloensis (manusia dari Solo). Selanjutnya di dekat Wajak sebuah desa yang tak jauh dari Tulungagung Kediri ditemukan sebuah tengkorak yang disebut Homo Wajakensis. Jenis manusia purba ini tinggi tubuhnya antara 130–210 cm, dengan berat badan kira-kira 30–150 kg.
Mukanya lebar dengan hidung yang masih lebar, mulutnya masih menonjol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar