Pesan

Semua Arsip Blog Adalah Untuk Umum Konten di dalam Blog dapat di jiplak dengan Izin Administrasi, Ucapkan Terima Kasih Bila konten Kami Membantu anda.

Kritik & Saran di Kolom Komentar

Apabila anda ingin memberikan info penting silahkan mengirimkan info tersebut ke Google+ kami.

Jumat, 26 September 2014

Lambung pada Hewan Pemamah Biak (Ruminansia)

1. Rumen (perut besar/ perut urat daging)
Makanan yang masuk ke lambung ini telah bercampur dengan ludah yang bersifat alkali sehingga memberi suasana basa dengan pH 8.5 . Rumen berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang ditelan. Di dalam rumen terdapat populasi bakteri dan protozoa. Mikroorganisme tersebut menghasilkan enzim yang menguraikan polisakarida misalnya enzim: hidrolase, amilase, oligosakharase, glikosidase dan enzim selulase yang berfungsi untuk menguraikan selulosa. Selain itu juga terdapat enzim yang menguraikan protein, yaitu enzim proteolitik dan enzim pencerna lemak

2. Retikulum (perut jala)
Di dalam retikulum makanan diaduk-aduk kemudian dicampur dengan enzim yang dihasilkan oleh bakteri yang ada, hingga akhirnya menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (bolus). Pengadukan dilakukan oleh kontraksi otot dinding retikulum. Kemudian, gumpalan makanan tersebut didorong kembali ke mulut untuk dikunyah lebih sempurna (dimamah kedua kali), sambil beristirahat. Setelah itu, gumpalan makanan ditelan lagi masuk ke omasum melewati rumen dan retikulum.

3. Omasum (perut buku)
Di dalam omasum terdapat kelenjar yang memproduksienzim yang akan bercampur dengan bolus. Makanan dijadikan lebih halus lagi di omasum. Kadar air dari gumpalan makanan dikurangi (terjadi absorpsi air), kemudian gumpalan makanan diteruskan ke abomasum.

4. Abomasum (perut masam)
Abomasum merupakan perut yang sebenarnya, karena di sini terjadi pencernaan sebenarnya secara kimiawi oleh enzim-enzim pencernaan. Enzim yang dikeluarkan oleh dinding abomasum sama dengan yang terdapat pada lambung manusia lain. Asam klorida (HCl) selain mengaktifkan pepsinogen yang dikeluarkan dinding abomasum, juga sebagai disinfektan (zat pembunuh bakteri karena bakteri akan mati pada pH yang sangat rendah). Namun bakteri yang mati dapat dicerna menjadi sumber protein bagi hewan memamah biak. Dengan demikian, hewan memamah biaktidak memerlukan asam amino esensial seperti pada manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar