Pesan

Semua Arsip Blog Adalah Untuk Umum Konten di dalam Blog dapat di jiplak dengan Izin Administrasi, Ucapkan Terima Kasih Bila konten Kami Membantu anda.

Kritik & Saran di Kolom Komentar

Apabila anda ingin memberikan info penting silahkan mengirimkan info tersebut ke Google+ kami.

Rabu, 11 Maret 2015

Teks Resensi : Persahabatan yang Terlarang dalam Cerpen Kupu-Kupu Ibu




Judul                           :           Kupu-Kupu Ibu
Penulis                         :           Komang Ira Puspitaningsih
Penerbit                       :           Media Indonesia
Tanggal Terbit             :           26 November 2006
Tempat Terbit              :           Yogyakarta

Kupu-Kupu Ibu adalah cerpen yang dikarang oleh Komang Ira Puspitaningsih, yang diterbitkan pada 26 November 2006, melalui Media Indonesia di Yogyakarta. Komang Ira Puspitaningsih adalah penulis wanita asal Yogyakarta yang lahir pada 31 Mei 1986. Penulis wanita ini menganut agama Hindu. Dia adalah penulis muda yang. terkenal. Karyanya adalah karya emas di Indonesia.
Komang Ira Puspitaningsih telah mengarang berbagai puisi dan cerpen. Contoh puisi-puisi karangannya ialah Gandum-Gandum Ranum, Kau Bukan Perawan Suci yang Tersedu, Kerikil Berjatuhan dari Langit, Puisi dan bermacam-macam puisi lainnya. Salah satu cerpen karangannya yang terkenal ialah Kupu-Kupu Ibu.
Cerpen Kupu-Kupu Ibu menceritakan tentang seorang anak perempuan bernama Ning yang di besarkan oleh ayahnya tanpa sosok seorang ibu. Pada awal cerpen, sang Penulis menggunakan sudut pandang orang pertama. Orang pertamanya adalah Ning. Pada suatu hari ia mengejar dua ekor Kupu-kupu yang indah hingga bertemu seorang perempuan yang sedang duduk di sebuah taman. Perempuan itu adalah perempuan yang pernah di ceritakan oleh ayahnya. Tetapi, perempuan itu tidak seperti apa yang di ceritakan ayahnya. Ayahnya menceritakan bahwa perempuan itu adalah perempuan bisu dan seperti penyihir. Namun, pada kenyataannya perempuan itu adalah perempuan yang cantik dan baik.
Pada bagian selanjutnya, sang Penulis masih menggunakan sudut pandang orang pertama tetapi mengganti orang pertamanya menjadi Ayah. Setelah Ning bertemu Perempuan itu, ia pulang menceritakan kejadian itu kepada Ayahnya. Setelah mendengar yang diceritakan anaknya, Ayah Ning memberi alasan mengapa ia berkata bahwa Perempuan misterius itu adalah Perempuan yang bisu dan seperti penyihir. Ayahnya berkata bahwa setiap senja Perempuan itu selalu duduk ditaman. Ketika langit mulai berwarna jingga ia hadir ditaman itu dengan dua ekor kupu-kupu yang cantik. Saat hari mulai malam Perempuan itu pergi dari taman berjalan gontai dengan tundukan kepala yang dalam seakan-akan ia ingin melupakan seluruh hari yang ia jalani. Orang-orang banyak menyebutnya bisu karena ia tidak pernah bicara kepada seorangpun di taman itu, hanya mengangguk tersenyum. Lambat laun orang-orang mulai berfikir bahwa ia memiliki ilmu hitam dan orang-orang mulai menjauhinya. Lalu Ayahnya berkata bahwa itu ia sengaja menceritakan itu ke Ning agar ia tidak pergi ke taman dekat sekolah setiap senja.
Lalu, sang Penulis mengganti orang pertama menjadi si Perempuan misterius. Ternyata Ning kembali menemui perempuan tersebut,di keesokan harinya setelah pulang sekolah. Perempuan itu pun memerintahkan Ning untuk pulang agar tidak di marahi oleh ayahnya. Perempuan itu berkata bahwa dia hanya ingin bermain dengan kupu-kupu yang sering menemaninya dan ia juga berkata bahwa Ning bisa bermain dengan Kupu-kupu lain yang lebih cantik dari Kupu-kupu di taman itu. Perempuan itu tidak mau Ning dijauhi oleh orang-orang karena pernah mengunjunginya.
Pada bagian berikutnya, sang Penulis mengganti orang pertama menjadi Ning. Pada hari selanjutnya, ia pergi ke taman itu lagi untuk menemui perempuan tersebut,namun perempuan itu tidak ada di sana. Ia pulang dan menceritakan ke ayahnya. Ning takut kalau Perempuan itu marah kepadanya. Namun, Ning yakin Perempuan itu tidak mau bertemu dengannya karena alasan yang lain. Ia juga meminta ayahnya untuk mengantarkannya ke taman itu karena ia merindukan Perempuan itu dan kedua Kupu-kupu yang selalu menemaninya.
Pada bagian selanjutnya, sang Penulis lagi-lagi mengganti orang pertama dengan sang Ayah. Ayah Ning berkata bahwa Ning tidak perlu ke taman untuk melihat Kupu-kupu yang cantik karena di rumah Ning banyak juga Kupu-kupu cantik yang datang. Ayahnya menyuruh Ning untuk bermain Kupu-kupu yang ada di rumah nya saja. Pada bagian terakhir sang Penulis mengganti orang pertama untuk terakhir kalinya. Ning berkata pada ayahnya bahwa ia tidak ingin bermain Kupu-kupu lain, ia hanya ingin main dengan permpuan itu,ia hanya ingin ibunya.
Kelebihan cerpen ini adalah kemampuan penulis untuk membuat cerita dengan menggunakan bahasa sastra sehingga menarik untuk di baca tetapi cerita ini memiliki banyak kekurangan yaitu terletak pada bahasa sastra dan bahasa baku yang digunakan apabila yang membaca anak-anak dan orang awam akan bingung dengan cerpen yang  diceritakan. Cerita ini mengisahkan seorang anak yang rindu kepada sosok ibu yang telah tiada, ia bertemu dengan seorang perempuan di taman tetapi perempuan itu tidak diceritakan secara jelas dan dengan bahasa yang sulit dimengerti sehingga tidak diketahui jelas siapa perempuan itu. Selain itu cerita ini diceritakan dalam tiga sudut pandang dengan orang yang berbeda yaitu Ning, Ayah, dan Perempuan ditaman. Karena penggantian sudut pandang itulah cerita ini semakin membuat pembacanya kebingungan. Lalu, cerpen ini tidak memiliki resolusi atau penyelesaian masalah yang membuat pembaca menjadi penasaran.
Tidak seperti cerpen lainnya, cerpen Kupu-Kupu Ibu sangatlah berbeda. Cerpen ini lebih panjang, sering berganti orang pertama dalam sudut pandangnya yang membuat alurnya menjadi berantakan, serta cerpen ini tidak memiliki penyelesaian masalah atau resolusi seperti kebanyakan cerpen lainnya. Pada 3 paragraf terakhir, cerpen ini berkesan seperti sebuah percakapan yang panjang.
Walaupun cerpen ini susah dimengerti oleh sebagian orang, untuk orang mengerti pasti akan mendapatkan pesan di cerpen ini, yaitu pertemanan terkadang tidak melihat seberapa buruk orang itu di mata orang lain. Pertemanan antara Ning dan Perempuan misterius itu bisa dicontoh, walaupun pada akhirnya mereka berpisah.

Pengelompokkan Struktur Teks
Struktur
Kalimat
Orientasi
Kupu-Kupu Ibu adalah cerpen yang dikarang oleh Komang Ira Puspitaningsih, yang diterbitkan pada 26 November 2006, melalui Media Indonesia di Yogyakarta. Komang Ira Puspitaningsih adalah penulis wanita asal Yogyakarta yang lahir pada 31 Mei 1986. Penulis wanita ini menganut agama Hindu. Dia adalah penulis muda yang. terkenal. Karyanya adalah karya emas di Indonesia.

Komang Ira Puspitaningsih telah mengarang berbagai puisi dan cerpen. Contoh puisi-puisi karangannya ialah Gandum-Gandum Ranum, Kau Bukan Perawan Suci yang Tersedu, Kerikil Berjatuhan dari Langit, Puisi dan bermacam-macam puisi lainnya. Salah satu cerpen karangannya yang terkenal ialah Kupu-Kupu Ibu.
Tafsiran
Cerpen Kupu-Kupu Ibu menceritakan tentang seorang anak perempuan bernama Ning yang di besarkan oleh ayahnya tanpa sosok seorang ibu. Pada awal cerpen, sang Penulis menggunakan sudut pandang orang pertama. Orang pertamanya adalah Ning. Pada suatu hari ia mengejar dua ekor Kupu-kupu yang indah hingga bertemu seorang perempuan yang sedang duduk di sebuah taman. Perempuan itu adalah perempuan yang pernah di ceritakan oleh ayahnya. Tetapi, perempuan itu tidak seperti apa yang di ceritakan ayahnya. Ayahnya menceritakan bahwa perempuan itu adalah perempuan bisu dan seperti penyihir. Namun, pada kenyataannya perempuan itu adalah perempuan yang cantik dan baik.

Pada bagian selanjutnya, sang Penulis masih menggunakan sudut pandang orang pertama tetapi mengganti orang pertamanya menjadi Ayah. Setelah Ning bertemu Perempuan itu, ia pulang menceritakan kejadian itu kepada Ayahnya. Setelah mendengar yang diceritakan anaknya, Ayah Ning memberi alasan mengapa ia berkata bahwa Perempuan misterius itu adalah Perempuan yang bisu dan seperti penyihir. Ayahnya berkata bahwa setiap senja Perempuan itu selalu duduk ditaman. Ketika langit mulai berwarna jingga ia hadir ditaman itu dengan dua ekor kupu-kupu yang cantik. Saat hari mulai malam Perempuan itu pergi dari taman berjalan gontai dengan tundukan kepala yang dalam seakan-akan ia ingin melupakan seluruh hari yang ia jalani. Orang-orang banyak menyebutnya bisu karena ia tidak pernah bicara kepada seorangpun di taman itu, hanya mengangguk tersenyum. Lambat laun orang-orang mulai berfikir bahwa ia memiliki ilmu hitam dan orang-orang mulai menjauhinya. Lalu Ayahnya berkata bahwa itu ia sengaja menceritakan itu ke Ning agar ia tidak pergi ke taman dekat sekolah setiap senja.

Lalu, sang Penulis mengganti orang pertama menjadi si Perempuan misterius. Ternyata Ning kembali menemui perempuan tersebut,di keesokan harinya setelah pulang sekolah. Perempuan itu pun memerintahkan Ning untuk pulang agar tidak di marahi oleh ayahnya. Perempuan itu berkata bahwa dia hanya ingin bermain dengan kupu-kupu yang sering menemaninya dan ia juga berkata bahwa Ning bisa bermain dengan Kupu-kupu lain yang lebih cantik dari Kupu-kupu di taman itu. Perempuan itu tidak mau Ning dijauhi oleh orang-orang karena pernah mengunjunginya.

Pada bagian berikutnya, sang Penulis mengganti orang pertama menjadi Ning. Pada hari selanjutnya, ia pergi ke taman itu lagi untuk menemui perempuan tersebut,namun perempuan itu tidak ada di sana. Ia pulang dan menceritakan ke ayahnya. Ning takut kalau Perempuan itu marah kepadanya. Namun, Ning yakin Perempuan itu tidak mau bertemu dengannya karena alasan yang lain. Ia juga meminta ayahnya untuk mengantarkannya ke taman itu karena ia merindukan Perempuan itu dan kedua Kupu-kupu yang selalu menemaninya.

Pada bagian selanjutnya, sang Penulis lagi-lagi mengganti orang pertama dengan sang Ayah. Ayah Ning berkata bahwa Ning tidak perlu ke taman untuk melihat Kupu-kupu yang cantik karena di rumah Ning banyak juga Kupu-kupu cantik yang datang. Ayahnya menyuruh Ning untuk bermain Kupu-kupu yang ada di rumah nya saja. Pada bagian terakhir sang Penulis mengganti orang pertama untuk terakhir kalinya. Ning berkata pada ayahnya bahwa ia tidak ingin bermain Kupu-kupu lain, ia hanya ingin main dengan permpuan itu, ia hanya ingin ibunya.

Kelebihan cerpen ini adalah kemampuan penulis untuk membuat cerita dengan menggunakan bahasa sastra sehingga menarik untuk di baca tetapi cerita ini memiliki banyak kekurangan yaitu terletak pada bahasa sastra dan bahasa baku yang digunakan apabila yang membaca anak-anak dan orang awam akan bingung dengan cerpen yang  diceritakan. Cerita ini mengisahkan seorang anak yang rindu kepada sosok ibu yang telah tiada, ia bertemu dengan seorang perempuan di taman tetapi perempuan itu tidak diceritakan secara jelas dan dengan bahasa yang sulit dimengerti sehingga tidak diketahui jelas siapa perempuan itu. Selain itu cerita ini diceritakan dalam tiga sudut pandang dengan orang yang berbeda yaitu Ning, Ayah, dan Perempuan ditaman. Karena penggantian sudut pandang itulah cerita ini semakin membuat pembacanya kebingungan. Lalu, cerpen ini tidak memiliki resolusi atau penyelesaian masalah yang membuat pembaca menjadi penasaran.
Evaluasi
Tidak seperti cerpen lainnya, cerpen Kupu-Kupu Ibu sangatlah berbeda. Cerpen ini lebih panjang, sering berganti orang pertama dalam sudut pandangnya yang membuat alurnya menjadi berantakan, serta cerpen ini tidak memiliki penyelesaian masalah atau resolusi seperti kebanyakan cerpen lainnya. Pada 3 paragraf terakhir, cerpen ini berkesan seperti sebuah percakapan yang panjang.
Rangkuman
Walaupun cerpen ini susah dimengerti oleh sebagian orang, untuk orang mengerti pasti akan mendapatkan pesan di cerpen ini, yaitu pertemanan terkadang tidak melihat seberapa buruk orang itu di mata orang lain. Pertemanan antara Ning dan Perempuan misterius itu bisa dicontoh, walaupun pada akhirnya mereka berpisah.



1 komentar: